Dinar Ekspose, Bandar Lampung – Di saat Gubernur Lampung, Mirzani Djausal, bersuara lantang soal larangan study tour ke luar daerah demi menyelamatkan dompet rakyat kecil yang bertendensi memberatkan wali murid, SMA Negeri 13 Bandar Lampung justru memilih jalan sebaliknya. Dengan entengnya, sekolah itu tetap menggiring siswanya ke luar provinsi. Dengan tujuan Bali, Jogja, Bandung, biaya jutaan rupiah jadi beban orang tua murid dan membuat mengelus dada.
Instruksi Gubernur yang dikeluarkan Februari 2025 itu jelas: jangan melakukan kegiatan study tour ke luar daerah, cari alternatif lokal yang edukatif dan ramah biaya. Namun, sangat disayangkan seolah tutup mata telinga terhadap realitas, pihak SMA 13 Bandar Lampung tetap melaju. Tanpa banyak kompromi, tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi sebagian besar wali murid yang sedang terseok.
“Ini bukan soal pendidikan, ini soal gengsi! Anak-anak diajak jalan-jalan, tapi orang tua yang pontang-panting cari uang, kan sudah jelas mba jihan wakil gubernur lampung bilang Study tour bisa tetap dilakukan, tetapi harus dalam lingkup lokal agar tidak membebani siswa dan wali murid.” Ucap narasumber, yang merupakan orang tua wali murid yang mengaku harus meminjam uang agar anaknya bisa ikut.“
Biaya yang ditarik bukan main sebesar kisaran Rp3,6 juta per siswa. Dengan dalih sudah direncanakan sejak lama, sekolah diduga merasa punya legitimasi untuk melanggar instruksi pemimpin tertinggi di provinsi ini.
Namun bagi banyak wali murid, ini terasa seperti pemaksaan terselubung.
Lain sisi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Thomas Americo ketika dikonfirmasi Via Wa juga menegaskan bahwa Study Tour semestinya jangan membebankan wali murid dan Siswa,dimusyawarahkan dengan mengedepankan opsi-opsi yang ada sesuai intruksi gubernur dan wakil gubernur lampung.
Di tengah semangat reformasi pendidikan dan pemerataan akses, keputusan SMA 13 Bandar Lampung ini terasa seperti tamparan keras bagi upaya Gubernur membangun Lampung yang lebih berkeadilan. Jika pendidikan negeri sudah ikut-ikutan menjual mimpi mahal, kepada siapa lagi rakyat harus menggantungkan harapan?
Sementara itu ketika di konfirmasi SMAN 13 Bandar Lampung melalui Humas mengatakan, bahwa kegiatan sudah mendapatkan persetujuan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. .
“kami sudah izin dengan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Semestinya konfirmasi ke Dinas kenapa kami di izinkan, artinya kalau kami mendapatkan izin berarti tidak ada permasalahan “Pungkasnya. (Red)