Dinar Ekspose, Lambar– Kritik terhadap gelaran Fesitval Skala Brak (FSB) ke-11 tahun 2025 yang dilontarkan oleh salah seorang anggota DPRD Lampung Barat dirasa kurang substansial dan tidak berdasar. Justru, komplen yang disampaikan itu terkesan seperti bocah yang sedang merajuk, atau memang sengaja dikeluarkan demi menarik perhatian.
Koordinator Gerakan Rakyat Anti Korupsi, Chaidir, menganggap setiap perbedaan pendapat di alam demokrasi merupakan hal yang lumrah dan sangat wajar. Apalagi dalam kontek kepemerintahan yang bersifat publik, siapa saja berhak memberikan pendapat dan penilaian sendiri.
“Jadi kalau sumber kritikan dari pihak yang kredibel dan memiliki kapasitas seperti seorang anggota dewan, seharusnya informasi yang disampaikan bisa lebih substansial dan memiliki dasar argumen yang kuat. Sehingga bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ujarnya ketika dihubungi awak media ini.
Menurut Chaidir, gelaran Festival Skala Brak merupakan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, dimana dalam pembahasannya baik secara langsung maupun tidak langsung juga melibatkan pihak legislatif.
“Sebagai seorang wakil rakyat tentu memiliki fungsi dan akses untuk memberikan saran maupun masukan agar kegiatan yang akan dilaksanakan itu bisa betul-betul menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kenapa baru komplen setelah acara digelar?,” Tanya dia.
Bagi Chaidir, keterlibatan para pejabat maupun organisasi perangkat daerah dalam gelaran Festival Skala Brak merupakan upaya pemerintah daerah dalam memberikan contoh kepada masyarakat luas tentang bagaimana menjaga dan melestarikan budaya daerah dalam kehidupan sehari-hari.
“Apa yang ditampilkan dalam festival itu sudah merupakan bentuk nyata dari kinerja dan upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian budaya daerah. Sebagai individu, kita juga harus adil dan logis dalam menilai segala sesuatu, serta tidak memberikan argument yang bersifat sentimentil,” tandasnya. (Redaksi)

